KABUPATEN CIREBON - Aksi brutal berandalan bermotor di Kabupaten Cirebon sangat meresahkan dan mengusik ketentraman warga. Fenomena geng motor saat ini tidak hanya di kota-kota besar, tetapi sudah masuk ke pelosok perkampungan. Mereka melakukan teror jalanan hingga sejumlah tindak kriminalitas.
Dalam aksinya mereka tak segan-segan melakukan aksi sadis hingga melukai korbannya.Banyak sudah yang jadi korban kebrutalan geng motor, bahkan beberapa jiwa melayang sia-sia. Demi menjamin keamanan dan terciptanya kondusivitas di wilayah Kabupaten Cirebon Jajaran Polresta Cirebon pun melakukan tindakan tegas dan memburu geng motor yang masih nekat membuat onar dan resah masyarakat. Polresta Cirebon menabuh genderang perang terhadap geng motor dan melakukan upaya represif terhadap aksi-aksi anarkis yang meresahkan. Intinya geng motor sedang diburu hingga Leng (lubang) tikus sekalipun.
Baca juga:
Polda Jabar Ungkap Kasus Demo Masa LSM GMBI
|
Komitmen Polresta Cirebon untuk menjamin keamanan warganya diapresiasi DPD Partai Perindo Kabupaten Cirebon. Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Cirebon Ibnu Saechu SH. mendukung upaya perang melawan geng motor.
Upaya penindakan terhadap geng motor, kata Ibnu Saechu harus dilakukan dengan cara komperhensif dan melibatkan banyak pihak, tidak hanya dari institusi kepolisian, Sabtu (04/06/2022).
"Kita juga harus mencari akar permasalahannya, " ujar Ibnu.
Maraknya geng motor dan meningkatnya angka kriminalitas tidak lepas dari maraknya peredaran narkoba. "Saat ini penyalahgunaan obat-obatan marak di masyarakat, bahkan peredarannya sudah masuk ke pelosok-pelosok kampung, " ungkap Saechu.
"Selain kepolisian, peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam mengendalikan peredaran obat-obatan yang semestinya tidak diperjualbelikan secara bebas. Upaya serius harus dilakukan demi menyelamatkan generasi masa depan bangsa. Sudah cukup banyak jiwa yang rusak bahkan melayang akibat overdosis obat. Meningkatnya angka kriminalitas seperti kekerasan jalanan, pembegalan bahkan kasus asusila banyak dipicu kasus obat. Mirisnya ini dilakukan oleh anak-anak yang masih di bawah umur, " papar Ibnu.
Ibnu menambahkan, Memang sebagian dari mereka mempunyai latar belakang permasalahan sosial, seperti korban broken home (keretakan rumah tangga) hingga masalah ekonomi. Karenanya pendekatan sosial juga harus dilakukan melibatkan instansi terkait seperti dinas sosial.
"Pemerintah desa dan seluruh warga masyarakat juga harus memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi sebagai upaya pencegahan . Dilakukan dari diri kita sendiri, dari lingkungan kita dan mari kita lakukan dari sekarang, " tutup Ibnu. (Bekti)